Sel merupakan sistem dengan desain paling rumit paling kompleks dan paling indah yang pernah disaksikan oleh manusia. Profesor biologi Michael Denton, di dalam bukunya bertajuk Evolution: A Theory in Crisis, menjelaskan kekompleksan ini dengan satu contoh:
“Untuk memahami realitas kehidupan seperti yang telah diungkapkan biologi molekuler, kita perlu memperbesar sebuah sel seratus juta kali sehingga diameternya mencapai 20 kilometer dan menyerupai raksasa, yang cukup besar untuk menutup sebuah kota seperti London atau New York. Apa yang akan kita lihat kemudian ialah sebuah objek yang mempunyai kerumitan yang tiada tandingan dan desain yang adaptif. Di permukaan sel ini kita akan mendapati berjuta-juta lubang, seperti lubang-lubang pangkalan sebuah pesawat induk angkasa, ia terbuka dan tertutup untuk memjaga aliran materi masuk dan keluar. Bila, kita dapat memasuki lubang ini,
kita akan mendapati diri kita berada di dalam sebuah dunia yang berteknologi tinggi dan kompleks yang mencengangkan. Inilah sebuah kompleksitas di luar jangkauan kreativitas kita, suatu realitas yang berlawanan dengan kebetulan, yang dalam segala hal melampaui semua yang dihasilkan kecerdasan manusia...”
Seorang ahli matematika dan astronomi Inggris, Sir Fred Hoyle telah melakukan perbandingan di dalam satu wawancara dengannya yang telah disiarkan dalam majalah Nature, pada tanggal 12 November 1981. Walaupun, beliau adalah seorang evolusionis tetapi beliau menegaskan bahwa peluang untuk munculnya makhluk hidup tingkat tinggi terbentuk dengan cara kebetulan adalah seperti tornado yang meluncur cepat sehingga berhasil merakit bahan-bahan di sekelilingnya untuk membentuk sebuah Boeing 747. Ini berarti, adalah mustahil untuk sebuah sel terbentuk secara kebetulan, oleh itu, pasti ia telah diciptakan.
Sumber: Harun Yahya, Keruntuhan Teori Evolusi, 2004.
Monday, November 12, 2012
Tingkat Kompleksitas Sel
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment