Dimulai dari masalah yang terjadi di dalam negeri, sekitar 2 dari 3 penduduk ukraina adalah ber-etnis Ukraina dan menggunakan bahasa utama Ukrainian (Bahasa Ukraina) sebagai bahasa utamanya, namun hanya ada 1/6 warga ukraina yang menggunakan bahasa Rusia sebagai bahasa utamanya, kebanyakan dari mereka bertempat tinggal di wilayath timur dan selatan wilayah ukraina yang berbatasan langsung dengan negara Rusia.
Negara pecahan ini (Ukraina, pecahan uni soviet) dapat terus berada dalam ketegangan yang dapat memicu pertentangan antara satu kelompok dengan kelompok lain. Setelah Unisoviet runtuh, Kedua etnis yang tinggal di Ukraina merasa ketakutan dengan adanya kemungkinan akan terjadinya konflik antara keduanya. Untuk menjaga kerukunan antara etnis di Ukraina, para politisi berjanji agar tidak ada satupun politisi yang boleh memanfaatkan keadaan ini untuk kemenangannya, karena jika mereka melakukan permainan dengan etnis maka stabilitas negara ini dapat terganggu.
gambar 1.1 Bendera Kebangsaan Ukraina
Ketika tiba saatnya Vladimir Putin menjadi President Rusia pada tahun 2000 dan memulai permainan-nya pada ketahanan energi dunia, pada saat itu rusia berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi Rusia secara signifikan. Sejak saat itu Rusia mulai melakukan berbagai cara untuk melemahkan kemajuan Ukraina di kancah eropa. Ukraina memiliki keinginan untuk berhenti mengagungkan masa-masa kejayaannya di bawah pemerintahan uni-soviet. Rakyat ukraina mulai membentuk komunitas-komunitas yang menolak interferensi Rusia terhadap politik di Ukraina, kelompok ini menamakan dirinya dengan sebutan "Orange Revolution".
Pada saat ini kondisi Ukraina sangat rapuh, negara Ukraina sangat bergantung pada pasokan energi murah yang disediakan oleh pemerintah Rusia, hal ini adalah strategi Rusia untuk mempertahankan ketergantungan negara Ukraina dengan Rusia. Kelemahan ini sangat merugikan Ukraina terutama kehadirannya pada uni eropa sangat membahayakan stabilitas Ekonomi anggota Uni Eropa, hal ini menyebabkan negara ini tidak dapat bergabung dengan Uni Eropa, sehingga peluang masa depan yang lebih baik pun semakin kecil.
Namun mengapa sekarang terjadi kekerasan?
Pada 21 November Yanukovych (presiden Ukraina Terpilih), melakukan pengambilan keputusan secara sepihak yang dirasakan oleh masyarakat ukraina sebagai keputusan yang merukgikan rakyat ukraina pada menit-menit terakhir pengambilan keputusan. Para demonstran yang marah pun datang berbondong-bondong membanjiri ibukota Kiev. Bahkan dalam waktu 3 hari, kerumunan demonstran menjadi sangat banyak bahkan melebihi angka demonstran pada saat "Orange Revolution". Untuk megantisipasi masalah ini, polisi mengambil tindakan agresif dengan tujuan agar para demonstran segera meninggalkan lokasi. Kerusuhan yang terjadi di Ukraina menggerakkan presiden Rusia (Putin) untuk memberikan bantuan finansial sementara bagi pemerintahan Yanukovych, bantuan finansial dapat terus ditambah jika dibutuhkan.
Pada tiga bulan terakhir konflik terus meluas yang dihiasi dengan berbagai negosiasi dan kekerasan. Pada beberapa hari terakhir, kedua kubu (demonstran dan pemerintah Yanukovych) bertindak menjadi lebih agresif keduanya saling membunuh, terhitung banyak korban antara demonstran dan polisi. Kini elemen-elemen nasionalis mulai bergabung dengan kelompok demonstran dan menyebabkan lebih banyak kekerasan yang terjadi.
gambar 1.2 Demonstran memadati ibukota Kiev (Hak Cipta Wikimedia Foundation)
Uni eropa selaku lembaga yang menaungi negara-negara di wilayah eropa merasa kekurangan pilihan untuk menyelesaikan masalah ini. Untuk itu Uni Eropa melakukan kecaman terhadap pemerintahan Yanukovych dan hendak menjatuhkan sangsi bagi negara tersebut, sedangkan dari pihak Amerika lebih mengharapkan agar konflik ini dapat diselesaikan melalui meja perundingan. Amerika dan Eropa sangat paham bahwa mereka tidak perlu terlalu dalam menyikapi permasalahan ini karena mereka memiliki masalah yang lebih besar untuk ditangani yaitu konflik di Syria, dan tentunya Putin mengetahui hal ini.
Hingga saat ini, pertumpahan darah akan terus berlanjut. Dengan adanya sokongan dari pemerintahan Rusia, mampukah presiden terpilih Ukraina (Yanukovych) berdiri ditengah tekanan yang didapatnya, akankah ia menyerah? Bantuan politik nya adalah bergantung pada pembisnis kelas kakap di Ukraina, bila kelompok ini membelot dan berhenti mengalirkan bantuan bagi pemerintahan presiden Yanu, maka bisa diramalkan bahwa, pemerintah akan mampu meredam demonstrasi ini dan mengembalikan keamanan di Ukraina dengan dilakukannya pengunduran diri oleh presiden Yanukovych. Apalagi jika etnis Rusia di Ukraina yang mendomisili wilayah timur bergerak untuk memberi dukungan terhadap pengunduran diri Presiden, maka posisi pemerintah benar-benar dalam ancaman. Hal ini sangat mungkin terjadi karena kedua etnis sejak dahulu terus berusaha menjaga perdamaian dan menginginkan agar Ukraina terhindar dari sanksi Uni eropa.
Dan hingga saat ini, baru saja tiba sederetan tentara Rusia yang berkumpul di perbatasan Rusia-Ukraina. Dunia mengecam hal tersebut, hal ini dapat menimbulkan ketegangan antar kedua negara dan dapat mengganggu stabilitas ekonomi eropa (jika terus berlanjut). Hingga saat tulisan ini diposting, penulis belum mengetahi alasan mengapa pemerintah rusia melakukan pergerakan tentaranya di perbatasan, namun hal ini bisa jadi karena Rusia ingin menunjukkan dukungan penuhnya terhadap presiden Ukraina terpilih.
Sayangnya, pengunduran diri president Yanukovych mungkin tidak mampu menyelesaikan berbagai masalah besar negara ini. Dominasi Rusia terhadap ketahanan energi negeri ini bisa jadi salah satu masalah utama negeri. Semoga Dunia dan Uni Eropa mampu memberikan efek positif terhadap perkembangan dan kemajuan politik dan ekonomi di Ukraina.
Materi Referensi : http://ideas.time.com
kata kunci : alasan, konflik, pemicu, demonstrasi, penyebab terjadinya konflik ukraina, hubungan konflik ukraina dengan Rusia, Bantuan Rusia, konflik rusia ukraina.
0 comments:
Post a Comment